10 Februari 2009

Jangan Ngasih Oli Pada Knalpot

Jam di HP menunjukan angka 07:05 waktu yang seharusnya aku sudah berangkat kerja. Yaa... jarak rumah dengan tempat kerjaku sekitar 22 km (pp kurang lebih 45 km), jadi aku harus bisa mengira-ngira supaya tidak kena macet di jalan. Maklum sekarang kota Denpasar tidak seperti beberapa tahun yang lalu. Sekarang pertambahan kendaraan bermotor khususnya roda dua tiap hari (yang saya lihat dari truk expedisi yang lewat jalur Gilimanuk-Denpasar) kurang lebih 15 truk. masing-masing truk rata-rata memuat 60 unit (60x15=900 unit/ hari. dikali sebulan = 27.000 unit uh.....banyak men).



Pas enak-enaknya aku jalan tiba-tiba didepanku ada sepeda motor yang lewat dengan mengepulkan asap tebal dari knalpotnya. Padahal dilihat dri mrek dan typenya, kutahu kalau sepeda motor itu jenis 4 tak. Buih..... motor itu bikin pousi saja pikirku, bikin aku yang memang agak sensitif dengan asap merasasangat terganggu olehnya. Setelah saya pikir, mungkin si pengendara sepeda motor itu kepingin knalpot nya awet (tidak keropos karena karat) terus mengambil jalan pintas dengan memberi oli sebanyak-banyaknya. Duh, ini yang sekarang akan aku bahas.



Pada dasarnya setiap kendaraan bermotor, entah roda dua atau roda empat sebelum di jual ke pasar pasti sudah di kasih anti karat oleh produsennya termasuk di knalpot sepeda motor. Semua sudah di anti karat, kalau di knalpot rekan-rekan semua ada yang keropos karena karat mungkin itu faktor dari luar knalpot sendiri (mungkin sering di ajak ke pantai dan kena tiupan angin laut yang mengandung garam). Nah kalau sepeda motor rekan semua dikasi oli dengan maksud agar knalpotnya terbebas dari karat itu yang salah besar. Karena kalau dikasi oli akan bisa membahayakan lingkungan (ingat ngak isu global warming). Secara logika kalau oli di bakar akan menimbulkan asap yang sangat banyak apalagi bakar di lubang knalpot. Yang pasti dengan menberi oli pada knalpot banyak efek negatif yang bisa ditimbulkan. Sudah menganggu pengendara yang ada dibelakangnya juga menganggu lingkungan untuk menjadi HIJAU.



Kalau dilihat dari segi tekhik (mungkin ada yang lebih tahu, kasi informasi ke Sug'h Service) dengan diberi oli di saluran buang akan mengurangi efek dari katalisator yang ada di dalamnya. Karena kebanyakan sepeda motor roda dua sekarang di dalam knalpot sudah dipasang katalisator yang berfungsi menyaring gas buang agar bisa sesuai dengan standard UERO 2. Nah dengan diberi oli, lubang pada katalisator nya akan tertutup dan otomatis akan menghambat saluran gas buang diknalpot. Inilah yang saya maksud sesuai dengan judul diatas.



Sekian dulu postingan kali ini, semoga bermanfaat.



Sug'h Service.

7 komentar:

  1. Wah, kok sempat-sempatnya ngitung truk sama jumlah motor yang dibawa.....

    Tapi bener juga kok, Jogja aja sekarang udah full street (jalannya kecil-kecil, motornya nambah terussssss), kalo berangkat pagi sih relatif seger, tapi kalo udah siang, wah, asap sama debu campur jadi satu.....

    BalasHapus
  2. Iya itu ngitung sepintas aja pak, trim's telah berkunjung.

    BalasHapus
  3. jd memang motor 2 tak relatif lbh awet ya knapotnya :)

    kl motor saya 2 tak, suzuki, bisa ngga ya dikurangi asapnya?

    padahal dibedel jg dl biar ngga terasa terlalu kalem :) (posting yg knalpot dibedel, form komennya kayaknya blm dibuka)
    tp emang pernah pake nanjak, ngga terasa motor ngga kuat, dah digeber selama perjalanan..pas naik ke singaraja, merayap dah :D boncengan lg :(

    BalasHapus
  4. @dani: memang knalpot 2 tak beda sama knalpot 4 tak. klo 2 tak pasti basah oleh oli yang ikut terbuang sewaktu pembakaran di mesin. Apalagi jarang dibersihkan, dipake naik ke bedugul (boncengan lagi) seperti ngenet pake modem dial up 56Kbps, ke laut dah.

    BalasHapus
  5. @pak dani iswara, trim's telah sudi mampir di blog ku yang acak2an ini. Jangan samakan sengan kafemotor pak ntar yang punya kafe (pak Ilham) marah :( :D.

    BalasHapus
  6. Jumlah penduduk dan jumlah sepeda motor di kota Denpasar berapa ya?

    Di kota Hanoi, Vietnam yang pernah kami kunjungi, jumlah penduduk dan jumlah sepeda motor sama yaitu 3 juta. Oleh karena itu Hanoi mendapat julukan Motorbike city. Luar biasa semerawutnya lalu lintas di sana, saking banyaknya sepeda motor.

    Salam sukses.

    BalasHapus
  7. @pak dokter Basuki,Klo perbandingannya saya kurang tahu pak, tetapi sebagai gambaran sekarang jalan2 di kota denpasar banyak macetnya dibanding dulu. Karena lebar jalan2nya yang didalam kota sangat sempit, mungkin karena dulu planing ibu kota Bali ada di Singaraja sehingga lebar jalan2 disana memang relatif lebih besar.
    Trim's pak.

    BalasHapus